Hijrah ke Jalan Rezeki: Dari Kambing Kacang ke Susu Kambing Murni

Semua berawal dari niat sederhana: ingin hidup lebih dekat dengan alam, mencari rezeki yang berkah, dan membangun sesuatu yang bisa diwariskan pada anak cucu. Dari niat itulah, langkah hijrah kami dimulai—meninggalkan hiruk-pikuk kota dan memilih kembali ke kampung halaman.

Awal Mula: Kambing Kacang dan Pelajaran Hidup

Kami mulai dengan apa yang ada: kambing kacang, jenis lokal yang kecil tapi tahan banting. Dengan kandang sederhana dari bambu, di sudut kecil tanah peninggalan orang tua, kami pelajari satu per satu: cara memberi pakan, menjaga kesehatan, hingga memahami perilaku kambing.

Setiap pagi disambut aroma jerami, suara embikan, dan kotoran yang harus dibersihkan. Tapi di situlah kami belajar arti tanggung jawab dan ketekunan. Tak sedikit yang mencibir—“kerja kotor, hasil kecil,” katanya. Tapi kami percaya, rezeki besar dimulai dari niat yang benar.

Perjalanan Berliku dan Belajar Mandiri

Kami alami jatuh bangun. Beberapa kali kambing sakit dan mati. Musim kemarau membuat rumput sulit dicari. Tapi tak ada kata menyerah. Kami belajar dari peternak lain, ikut pelatihan, bahkan sempat menjual motor untuk beli indukan baru.

Dari situ, kami mulai berpikir lebih luas: bagaimana agar peternakan ini bukan hanya tempat memelihara, tapi juga tempat menghasilkan produk bernilai tinggi. Maka kami mulai mengenal kambing perah, jenis kambing yang bisa menghasilkan susu.

Perkenalan dengan Kambing Perah

Perkenalan kami dengan kambing perah—khususnya jenis Peranakan dari persilangan croesboer , jatuhnya ke kambing sapera—adalah titik balik. Kambing ini lebih besar, lebih sensitif, tapi punya potensi besar: menghasilkan susu kambing murni yang kaya manfaat.

Kami mulai dengan satu ekor. Merawatnya penuh hati, belajar memerah dengan tangan sendiri, memastikan kebersihan dan kenyamanannya. Ketika akhirnya setetes susu putih menetes dari putingnya, kami tahu—ini bukan sekadar susu. Ini adalah awal dari fase baru.

Membangun Peternakan Susu Kambing Murni

Kini, fokus kami adalah peternakan susu kambing murni. Kami tidak hanya memelihara, tapi juga menjaga proses—dari pakan, perawatan, hingga cara pemerahan—agar susu yang dihasilkan tetap alami, segar, dan penuh nutrisi.

Kami menamai usaha ini AR Hijrah Farm. Bukan sekadar nama, tapi simbol perjalanan: dari nol, dari hijrah, dari keinginan untuk hidup lebih baik dengan cara yang lebih berkah.

Mengapa Susu Kambing Murni?

Karena kami ingin menawarkan sesuatu yang benar-benar bermanfaat. Susu kambing murni:

Lebih mudah dicerna daripada susu sapi

Aman untuk anak dan lansia

Bebas bahan tambahan

Dihasilkan langsung dari tangan peternak, bukan pabrik


Setiap botol yang kami hasilkan bukan hanya produk, tapi cerita. Cerita tentang perjuangan, cinta terhadap ternak, dan tekad untuk memberi yang terbaik.

Penutup: Rezeki Itu Datang Bersama Hijrah

Hari ini, kami masih belajar, masih berkembang. Tapi satu hal yang kami yakini: ketika niatnya benar, jalannya mungkin tak selalu mudah—tapi akan selalu diberi jalan.

Dari kambing kacang yang sederhana, hingga susu kambing murni yang penuh manfaat, semua ini adalah bagian dari perjalanan hijrah kami—dari hidup biasa, menuju hidup yang lebih bermakna.

AR Hijrah Farm – Dari desa kecil, kami hadir membawa kebaikan alami dalam setiap tetes susu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Susu kambing murni

keseharian kambing susu murni